Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia yang memiliki perkebunan dengan total luas areal mencapai 3,712 juta hektar dan mempunyaI manfaat mulai dari daun, buah, sampai batangnya. Secara tradisional, penggunaan produk kelapa adalah untuk konsumsi segar, dibuat kopra atau minyak kelapa, tetapi seiring perkembangan pasar dan dukungan teknologi, permintaan berbagai produk turunan kelapa semakin meningkat. Daya saing produk kelapa pada saat ini tidak lagi terletak pada produk primernya yaitu kopra, seperti yang selama ini banyak diusahakan secara tradisional.
Selama periode tahun 1993-2002, ekspor berbagai produk kelapa Indonesia cenderung meningkat. Produk olahan minyak kelapa, desicated coconut, dan bungkil kopra merupakan produk ekspor dominan. Pada tahun 2002, ekspor ketiga produk tersebut masing-masing mencapai 446,0 ribu ton, 49,7 ribu ton dan 30,8 ton.
Sebagai sumber pendapatan, peranan tanaman kelapa sangat besar mengingat tanaman ini mempunyai kemampuan berproduksi sepanjang tahun secara terus menerus dan siap dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani. Salah satu pemanfaatan kelapa yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah dengan mengolah buah kelapa menjadi virgin coconut oil.
Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diproses tanpa menggunakan suhu tinggi dan tanpa penambahan zat kimia. Di dalam VCO terkandung asam lemak jenuh rantai menengah (medium chain fatty acid/MCFA) yang terdiri atas asam laurat, asam kaprat, asam kaprilat, dan asam miristat. Kualitas VCO ditentukan oleh asam lemak jenuh rantai menengah yang terbesar yaitu asam laurat yang mencapai 45-55%. Di samping itu kadar air, berat jenis, angka peroksida, dan asam lemak bebas yang terkandung dalam VCO juga sangat berperan. Disisi lain, untuk mendapatkan keuntungan juga ditentukan oleh rendemen hasil akhir. Hingga saat ini para produsen kurang memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan rendemen VCO. Salah satu faktor yang penting adalah kondisi bahan baku yang ditentukan oleh lokasi tanam dan juga waktu tunda proses.
Lokasi tanam yang berbeda-beda akan menghasilkan komposisi buah kelapa yang berbeda-beda pula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi daging buah kelapa Genjah Salak berbeda nyata pada lokasi tumbuh yang berbeda. Akibat dari pengambilan bahan baku kelapa yang tidak diketahui asalnya menyebabkan rendemen dan kualitas VCO menjadi tidak stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar